Burung Pancawarna atau Silver eared mesia ( Leiothrix argentauris), merupakan salah satu jenis burung yang masih memiliki kekerabatan dengan burung robin peking ( Leothrix lutes) . Berbeda dengan robin yang merupakan burung asli dari asia timur yang meliputi Bhutan, China, India, Nepal, Pakistan dan Vietnam , habitat dan penyebaran dari burung pancawarna ini juga banyak terdapat di indonesia yaitu di Pulau Sumatera dan wilayah penyebarannya dilainnya seperti sebagian Malaysia, China barat , Bangladesh, Bhutan, Vietnam, India dan Nepal.
Keberadaan burung pancawarna ini sama dengan saudaranya burung robin, padahal burung pancawarna ini tidaklah seperti burung robin yang harus terlebih dahulu mengimpor dari negara asalnya, burung pancawarna yang kini ada dipasaran merupakan burung yang didapatkan dari wilayah hutan di sekitar hutan sumatera, sementara burung pancawarna yang dahulu juga sering diimpor bersamaan dengan burung robin ini sudah sangat jarang ditemukan di pasaran.
KARAKTER DAN PERAWATAN
Suara burung pancawarna tidak memiliki banyak variasi lagu tidak seperti burung robin, biasanya burung pancawarna ini hanya menyanyikan dua atau tiga jenis kicauan yang berbeda dengan cara mengulang-ulang sehingga kadang terdengar monoton karena lagu yang dikicaukan itu-itu juga. Namun untuk burung klangenan atau burung pengobat rasa kangen akan burung yang dahulu pernah populer ini banyak penggemar burung yang menjadikan burung ini sebagai burung masteran untuk burung kicauannya seperti cucak hijau, Kacer dan Muray Batu. Selain dari suaranya variasi warna yang terdapat dalam tubuhnya pun menjadi salah satu mengapa burung ini digemari, itulah kenapa burung ini dikenali dengan sebutan burung pancawarna yang berarti burung lima warna.
Membedakan antara burung pancawarna jantan dengan betina memang lebih mudah diperhatikan dari warna bulu burung yang sudah berusia dewasa, dimana burung jantan memiliki warna yang berwarna, cerah dan mengkilap dengan warna bulu dipangkal ekornya berwarna merah sedangkan burung pancawarna betina memiliki warna yang kusam dan pucat dengan warna-warna yang kurang terang, lebih kuning dan warna bulu di pangkal ekor nya adalah berwarna orange.
Dan hal tersebut akan sangat sulit dibedakan jika burung masih berusia sangat muda, salah satu yang bisa membedakannya adalah dengan mendengarkan suaranya.
Makanan utama mereka adalah serangga dan buah-buahan, namun di beberapa negara penggemar burung pancawarna ini ternyata juga memberikan pakan berupa canary seed,millet dan biji-bijian selain makanan keringnya ( voer). Serangga yang diberikan adalah jangkrik kecil dan ulat hongkong.
Dalam perawatan hariannya kita harus selalu memantu kondisi air minumnya dikarenakan burung ini sangat menyukai minum dan mandi sehingga dalam satu hari saja kita musti mengganti air minumnya dengan air yang bersih hingga beberapa kali.
PENANGKARAN BURUNG PANCAWARNA
Jika kita memiliki sepasang burung pancawarna ini, mungkin ada bagusnya kalau kita menangkarkan mereka , karena habitat mereka sendiri di indonesia serta burung pancawaran impor juga sudah mulai langka. Burung pancawarna ini termasuk burung sosial dan bisa disatukan dengan jenis burung lain dalam satu kandang penangkaran yang besar, akan tetapi yang patut diingat adalah pada waktu sedang berkembang biak burung ini akan memiliki sifat agresif dan akan menyerang burung yang berada didalam wilayah sarangnya. jadi jika anda ingin menangkarkan burung ini sebaiknya menggunakan kandang penangkaran terpisah dari jenis-jenis burung lainnya.
Kandang yang digunakan berukuran luas dengan banyak ranting atau tanaman merambat , karena burung ini termasuk burung yang lincah dan atraktif. Sarang yang digunakan adalah sarang berbentuk cawan atau mangkuk terbuka, jadi sebelumnya siapkan terlebih dahulu tempat sarang yang berbahan rotan atau terbuat dari papan kayu seperti yang biasa digunakan dalam penangkaran kenari dan juga menyediakan bahan-bahan sarang yang bisa anda dapatkan di toko-toko pakan burung yang lengkap dikota anda.
Penempatan kotak sarang inipun dianjurkan disimpan di lokasi yang rimbun atau tersembunyi untuk menjaga privasi mereka.
Setelah Burung betina bertelur yang biasanya berjumlah dua hingga empat butir telurnya , telur ini akan dierami oleh burung betina dan juga burung jantan, dan setelah melewati masa inkubasi / pengeraman selama sekitar 14 hari telurpun akan menetas dan akan bisa keluar dari sarangnya pada usia dua minggu dan setelah tiga hingga empat minggu berikutnya burungpun siap untuk meninggalkan sarangnya dan hidup mandiri. dan untuk menjaga hal yang tidak diinginkan burung pancawarna muda ini lebih baik segera dipisahkan dari indukannya, karena sifat indukan yang akan menjadi agresif terhadap kehadiran mereka. selain itu untuk memberi kesempatan kembali pada burung indukan untuk mulai kembali ber-reproduksi karena mereka akan berkembang biak selama dua hingga tiga kali setiap tahunnya.